Melahirkan Putri Sholihah, Salaf, dan Mandiri

Info Pendaftaran Online Santri Baru

Tata Cara dan Langkah Pendaftaran Online

KHR. Asnawi Kudus

KHR. Asnawi Muassis Madrasah Qudsiyyah dan Pendiri NU

Ngaji Online Ponpes Qudsiyyah Putri

Ngaji Online rutin setiap ba'dal maghrib selain malam jumu'ah streaming via fb dan YT Qudsiyyah Putri

Profil Ponpes Qudsiyyah Putri

Visi, Misi, Tujuan, dan Kurikulum Ponpes

Profil MTs Qudsiyyah Putri

Visi, Misi, Tujuan, dan Kurikulum MTs Qudsiyyah Putri

Senin, 13 Januari 2025

Pengajian Umum Sewindu Qudsiyyah Putri: Merawat Taji Ulama Putri Untuk Kokohnya Negri



Kudus, 18 Januari 2025 – Dalam rangka merayakan sewindu Qudsiyyah Putri, IKAQ Dawe menggelar pengajian umum yang berlangsung khidmat di Balai Desa Cendono, Kec. Dawe, Kudus, pada Malam Ahad Wage, 11 Januari 2025. Acara ini dihadiri oleh lebih dari seratus peserta, terdiri dari penduduk setempat, santri qudsiyyah putri, dan para alumni yang hadir untuk bersama-sama memperdalam ilmu agama serta memperkuat tali silaturahim.

 

Pengajian dimulai dengan penampilan dari Jam,iyyah Ad Dufuf Mimil Mubarok Qudsiyyah Putri kemudian sambutan hangat dari Prof. Dr. H. Ihsan, M.Ag, yang menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh peserta dan pendukung acara. "Qudsiyyah Putri merupakan bentuk khidmat kepada masyarakat yang akan memberikan kemanfaatan dan kemaslahan yang lebih besar lagi," ujarnya.

Acara dilanjutkan dengan penampilan istimewa dari beberapa santri Qudsiyyah Putri yang mempersembahkan hafalan Alfiyyah, sebuah nadhom dalam ilmu nahwu karya Syekh Ibnu Malik. Hafalan tersebut disambut dengan tepuk tangan meriah dari para peserta, yang turut mengapresiasi dedikasi dan semangat para penghafal. 

Inti dari kegiatan ini yakni ceramah agama yang disampaikan oleh KH. Kustur Faiz. Pengajian umum ini diharapkan menjadi sarana bagi Qudsiyyah Putri untuk terus tumbuh dan berkembang dalam memberikan pencerahan kepada masyarakat, serta menjadi wadah bagi perempuan untuk lebih mendalami ilmu agama dan memperbaiki kualitas hidup dalam bingkai kebaikan.

 


Jumat, 20 Desember 2024

Haul KH.R Asnawi Ke-67


Madrasah Qudsiyyah merupakan salah satu madrasah salaf di Kudus yang didirikan oleh KH.R. Asnawi, salah satu ulama pendiri dan penggerak Nahdhatul Ulama keturunan ke-14 Sayyid Ja’far Shodiq Sunan Kudus dan keturunan ke-5 KH.Mutamakkin Kajen Margoyoso Pati, seorang wali yang terkenal akan kewaliannya.    

KH.R. Asnawi wafat pada usia 98 tahun yamg bertepatan dengan tanggal 25 Jumadil Akhir 1379 H/26 Desember 1956 M. Setiap tahunnya, madrasah Qudsiyyah selalu memperingati haul KH.R. Asnawi,pada tahun 2024 ini, berhubung tanggal 25 Jumadil Akhir 1446 H bertepatan dengan hari liburan semester,maka madrasah Qudsiyyah mengadakan ziarah muassis dan khotmil Quran lebih awal agar seluruh santri Qudsiyyah dapat memperingati haul KH.R Asnawi.




  Kegiatan ini, diadakan pada hari Kamis kliwon 19 Desember 2024 TU bertepatang dengan 17 Jumadil Akhir 1446 H. Pada jam 08.00 pagi para santri Qudsiyyah putra maupun putri berkumpul di sekitar area makam Sunan Kudus, bagi santri pitri bertempat di area sekitar masjid Menara, sedangkan santri putra bertempat di area sekitar makam KH.R. Asnawi.
  
Semoga dengan adanya ziarah muassis dan khotmil qur’an, para santri Qudsiyyah baik putra maupun putri senantiasa mendapatkan ridho dan keberkahan dari beliau. Aminn….

Ratusan santri Qudsiyyah Putri ikuti majlis simaan sebelum liburan semester

 


Tasmi’ atau simaan santri merupakan salah satu program tahfidz pondok pesantren qudsiyyah putri yang dipandu oleh dewan Pembina, tasmi’ juga sudah menjadi tradisi santri ponpes qudsiyyah putri saat menjelang liburan semester ganjil maupun liburan semester genap. Tujuannya kegiatan ini, untuk memotivasi santri agar terus bersemangat dalam menjaga hafalan dan meningkatkan kualitas hafalan santri.

Majelis tasmi’ dilaksanakan pada tanggal 19-20 Desember 2024 dan diikuti oleh santri sebanyak ±256 dari program tahfidz. Majelis tasmi’ diadakan secara berkelompok yang terdiri dari 3 santri, dengan ketentuan 1 santri qori’ dan 2 santri lainnya sebagai penyimak. Santri yang menjadi qori’ harus membacakan hafalan yang telah ia capai secara bil ghoib didepan penyimaknya masing-masing. Syarat hafalan yang dibacakan yakni minimal 3 juz dan tidak ada batasan maksimalnya.

Lokasi yang digunakan yakni Aula Lantai 4, musholla, dan ruang kenaikan juz yang telah dipersiapkan. Biasanya para peserta tasmi’ sudah menyiapkan hafalan mereka dari jauh-jauh hari sebelum majelis tasmi’ ini diadakan, agar santri dapat memaksimalkan hafalan Al-Qur’an mereka yang akan dibacakan secara bil ghoib pada saat majelis tasmi’ ini berlangsung.

Pengasuh pondok pesantren Qudsiyyah Putri dalam sambutan closing ceremony menyampaikan ”dalam majlis ini sudah ada beberapa santri yang sudah khatam,  baik sejak dari pondok sebelumnya dan dari pondok Qudsiyyah putri sendiri. Terdapat 7 santri yang khatam dari pondok sebelumnya dan 4 santri yang khatam dari pondok Qudsiyyah putri sendiri.” 

Kegiatan ini hanya berlangsung selama 2 hari dan resmi di tutup pada hari jum’at 20 Desember pukul 16.00

Kamis, 19 Desember 2024

KEWAJIBAN MUSLIMAH SEHARI HARI


      Wahai para Muslimah!

Kita sebagai perempuan Muslimah mempunyai banyak kewajiban yang menjadi punggung kehidupan, sumber kesempurnaan dan kebahagiaan kita, maka dari itu kita harus melakukannya dengan Ikhlas dan sungguh-sungguh. Pada edisi kali ini kita akan membahas seputar kewajiban seorang muslimah dalam kesehariannya. Apa kalian sudah tau berbagai kewajiban yang harus kita lakukan Mari kita Simak penjelasan dibawah ini dan kita amalkan bersama-sama!

 


Bismillahhirrahmanirrahim

1.Menjaga sholat lima waktu

Maksud dari penjaga sholat lima waktu adalah Ketika waktu sholat tiba dan harus segera untuk melaksanakan sholat; tuma’ninah dalam Gerakan sholat; khusyu’ dalam anggota badan; memandang ke tempat sujud; dan berdzikir setiap sholar fardhu. Selain itu, hendaknya kita rajin melakukan sholat-sholat sunnah rowatib, seperti sholat sunnah dua rakaat sebelum dan sesudah sholat dzuhur; dua rakat

sebelum sholat ashar; dua rakat sesudah sholat maghrib; dua rakaat sebelum dan sesudah sholat isya; dan dua rakat sebelum sholat subuh.

2.Menaati suami jika sudah menikah, atau ibu dan bapak jika belum menikah

Kita bisa melakukan kewajiban tersebut dengan cara melaksanakan perintah mereka, bertutur kata yang manis pada mereka, merendahkan suara dan tidak melawan ucapan mereka, tidak menyebabkan mereka marah, memohon maaf atas segala kesalahan kita kepada mereka, dan hendaknya kita selalu tersenyum dan berwajah manis di hadapan mereka.

3.Mendidik anak-anak

Jika mempunyai anak-anak, cara kita mendidik mereka yaitu dengan mengajari mereka ilmu-ilmu yang bermanfaat, mengajari mereka cara berbicara yang baik dan sopan, meninggalkan ucapan dan perbuatan yang tidak baik, dan hendaknya kita jangan lupa menjaga kesehatan dan kebersihan mereka.

4.Menunaikan pekerjaan rumah dengan baik

        misalnya kita membersihkan rumah, mengatur peralatan rumah tangga, merapikan tempat tidur, menyediakan makan dan minum menjahit pakaian yang robek, mencuci pakaian yang kotor, mengatur dan membersihkan tempat duduk keluarga, serta kita harus menciptakan suasana yang tenang dan menyenangkan.

“orang yang kuat bukan mereka yang selalu menang.melainkan, mereka tetap tegar saat jatuh"

     -Kahlil Gibran-

5. Berbakti kepada ibu dan bapak

Kita harus bersikap sopan santun dan penuh kasih saying kepada mereka, karena Allah menyuruh kita kepada ibu dan bapak. Dalam Al-Qur’an Surah Al- Baqarah ayat 83, Allah berfirman:

 وَبِالوَالِدَيْنِ إحْسَانًا

“Dan berbuat baiklah kepada kedua orangtua”

Berbakti kepada ibu dan bapak adalah dengan cara menaati keduanya, tidak menyakitinya, menyambung silaturrahim, mengunjungi mereka, menolong, ikut bergembira bersama mereka Ketika mereka bergembira, dan ikut bersedih Ketika mereka susah, dan tidak menyakiti perasaan mereka sedikitpun lewat tutur kata maupun perbuatan.

6. Menjaga kehormatan diri

Jagalah kehormatan diri kita dengan merendahkan pandangan mata dan suara kita, tidak keluar rumah kecuali seperlunya, tidak berdiri didepan pintu, tidak menemui laki-laki kerabat yang bukan mahrom kita dengan membuka hijab dan jangan pula duduk berdua dengannya. Kita boleh berbicara dengan mereka dari balik tirai dengan cara ucapan salam untuk mereka tanpa berjabat tangan, karena mereka termasuk kerabat yang bukan mahram. Sayyidah Aisyah meriwayatkan bahwa Rasulullah pernah bertanya pada Fatimah: “Apa yang dianggap paling baik d=bagi perempuan?”, lalu Fatimah menjawab: “yang dianggap paling baik bagi perempuan adalah jika ia tidak dilihat oleh kaum laki-laki dan ia tidak melihat mereka.”

7. Besikap baik kepada tetangga  

Bersikap baik kepada tetangga dengan menanyakan keadaan pada mereka, tidak menyakiti mereka, menolong mereka jika butuh pertolongan, dan memberi hadiah kepada mereka. Dalam Al-Qur’an Surah An-NIisa’ ayat 36, Allah berfirman:                                        

وَالجاَرِذِى الْقُرْبىَ وَالْجَارِ الْْجُنُب

“Dan berbuat baiklah kepada tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh.”

8. Memanjangkan busana

Untuk para Muslimah, alangkah baiknya kita memanjangkan busana sampai menutupi kedua telapak kaki, menutupi kepala sampai menutupi rambut, jagalah rasa malu di antara keluarga kita terhadap saudara lelaki, ayah dan anak. Jika kita berada di luar rumah, maka jagalah hijab kita sebaik mungkin, dan jaganlah memakai oarfum Ketika keluar dari rumah. Rosulullah bersabda:

أيما امرأة أصابت بخورًا,فلا تشهد معنا العشاء الأخرةَ

“siapapun dari kaum Wanita yang telah memakai bau dupa, maka janganlah ikut sholat isya’ berjamaah kepada kami.” (muslim 2/3).

9. Jangan sering keluar rumah

Mengapa seorang Muslimah dilarang sering keluar rumah? Karena, perbuatan itu kurang baik untuk dilakukan seorang perempuan dan akan menghilangkan perasaan malu dari dirinya padahal perasaan malu adalah bagian dari iman. Jika seseorang telah kehilangan perasaan malunya, maka akan hilang pula imannya. Keindahan yang paling bagus dari seorang perempuan beriman adalah perasaan malunya, jika ia telah kehilangan perasaan malunya, makai a telah kehilangan segala kebaikannya.

10. Keluar rumah dengan menutup aurat dan tidak memperlihatkan perhiasan kepada orang lain

Jika ada suatu keperluan yang mengharuskan seorang perempuan keluar dari rumahnya, seperti mengunjungi keluarga atau untuk memenuhi panggilan sholat ke masjid atau untuk menyiapkan air di musholla, maka kita keluar dalam keadaan menutup aurat dan jangan sampai perhiasan kita terlihat orang lain.

11. Jangan duduk di depan pintu atau di atas loteng

Perbuatan tersebut akan terlihat orang lain dan kurang sopan untuk dilakukan seorang Muslimah. Tetaplah didalam rumah dengan senang hati sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an Surah Al-Ahzab Ayat 33 yang berbunyi:

وَقَرْنَ فِيْ بُيُوْتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الجَاهِلِيَّةِ الْاُوْلٰى وَاَقِمْنَ الصَّلٰوةَ وَاٰتِيْنَ الزَّكٰوةَ وَاَطِعْنَ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗۗ اِنَّمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ اَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيْرًا 

“Dan hendaklah kamu tetap dirumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang jahiliyyah yang dahulu dan dirikanlah sholat, tunaikan zakat, dan taatilah Allah dan RasulNya.”

12. Mengecilkan suara ketika berbicara

Jadilah seorang Muslimah yang tidak pernah mengeraskan suaranya, mulai tutur katanya, baik hatinya, mencintai dan menolong kebaikan dan membenci keburukan. Jika berjalan maka berjalanlah dipinggir dan janganlah makan dijalanan. Jangan meniru kebiasaan Sebagian perempuan masa sekarang yang enggan menutup auratnya. 

Demikianlah berbagai kewajiban yang harus dilakukan seorang Muslimah. Untuk itu hendaknya kita selalu meminta pertolongan kepada Allah Subhanahu Wata’ala, karena Allah akan selalu menyertai dan tidak meninggalkan kita sesaatpun.

 


Rabu, 18 Desember 2024

ACTUALIZATION OF SANTRI IN THE DIGITAL ERA



   Oleh: Neila Ezri Millah

 

        Santri in general is a term for someone who follows Islamic religious education in Islamic boarding schools. Santr usually stay in that place until their education is complete. KH Mustofa Bisri or who is usually called Gus Mus provides his own definition-of the meaning of a santri. “santri are student of the kiai who are educated with compassion to become strong believers (who do not waver in their faith by association, interests, and differences). Who loves their homeland (where they were born, breathes the air, and prostrates themselves) and respect tradition the culture, who respects their teachers and parents until they die”, said Gus Mus.

        Nowadays, there are many modern-style of boarding school is popping up, but also some Islamic boarding schools that are still based on the Salaf. Of cours, the traditions lived by salaf and modern students are different. Among the learning methods that distinguish salaf students from others are sorogan or reading the kitab kuning, book deliberation, mutholaah kitab and bahtsul masail. When viewed from a different perspective, salaf students have the characteristics of wearing sarongs and clothes brackets. This tradition must be maintained so that it does not disappear slowly eroded by the increasingly rapid progress of the times.

        The development of technology in this era 4.0, where technology is increasingly sophisticated and very influential in every aspect of human life, including Islamic boarding school is questionable, is it still feasible to “exist” in an era like this? Let’s see the explanation

        Should the salaf Islamic boarding school leave its tradition? Then follow the technological advances or keep the tradition?

        If viewed from maqolah al muhafadhotu ‘ala qodimis sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah wich means “maintaning good old traditions is everything that is good and keeps it, while for current traditions, they must be able to sort out, at least consider which ones are god and better.So today’s salaf pesantren must maintain their traditions and be smart in choosing the technological developments to be followed.

        Actualization of the collaboration of salaf traditions and technological developments

        Nowadays, there are many manifestations of the collaboration of salaf tradisions and technological developments such as what is done at the Qudsiyyah Putri Islamic Boarding School, namely maknani on live streaming which is held every evening after performing maghrib prayer. Broadcasting directly from YouTube is one form of utilizing technological advances and maknani is a salaf tradition that is still maintained today. Of course, it will have a positive impact on various groups from the Islamic boarding school itself, which will continue to exist without losing its traditions and the wider community can easily follow the Alqur’an even though they are not present on the spot. The same thing was realized by the ITS KKN team in the information system department who created website-based learning media which included videos, presentation slides, audio, and nahwu shorof digital books. This can also be an alternative learning that is not boring and makes the mind more open which makes the user active in the learning process.

        If we go back to the genuine question, is it still feasible to have Islamic boarding schools in an era like this? The answer is that it is still very feasible by smartly utilizing existing technology in today’s era, the existence of the Salaf Islamic Boarding School will not disappear even though it still maintains its Salaf tradition.