Melahirkan Putri Sholihah, Salaf, dan Mandiri

Info Pendaftaran Online Santri Baru

Tata Cara dan Langkah Pendaftaran Online

KHR. Asnawi Kudus

KHR. Asnawi Muassis Madrasah Qudsiyyah dan Pendiri NU

Ngaji Online Ponpes Qudsiyyah Putri

Ngaji Online rutin setiap ba'dal maghrib selain malam jumu'ah streaming via fb dan YT Qudsiyyah Putri

Profil Ponpes Qudsiyyah Putri

Visi, Misi, Tujuan, dan Kurikulum Ponpes

Profil MTs Qudsiyyah Putri

Visi, Misi, Tujuan, dan Kurikulum MTs Qudsiyyah Putri

Selasa, 08 November 2022

KH. Ma'ruf Asnawi

 


Qudsiyyahputri.com. KH. Ma’ruf Asnawi lahir pada pada hari Kamis tahun 1911 atau 1329 H. Silsilahnya adalah KH. Ma’ruf  bin Asnawi bin Abdurrahman bin Sayyidah A’isyah binti Habib Ahmad bin Habib Ibrahim Bafaqih (Sunan Puger). Beliau dikenal sebagai khalifah Tarekat Syadzaliyah di Kudus. Sedangkan posisi mursyid dipegang langsung oleh KH. Habib Luthfi bin Ali bin Yahya Pekalongan. Pusat kegiatan tarekat ini adalah di Jumutan Demangan dan Kauman Menara. Sampai saat ini pengurus tarekat Syadziliyah sudah mempunyai lahan tanah untuk dijadikan pusat kegiatan tarekat yang bertempat di Kaliwungu Kudus.

Sebagaimana diungkapkan oleh KH. Nur Halim, tarekat syadziliyah (sebutan yang asli di kitab Mafakhir adalah Syadzzaliyah nisbat tempat Syadzzalah), Mujiz awalnya memang Habib Luthfi. Namur Habib Luthfi pernah dawuh untuk memudahkan orang dlu’afa’ (likibari sinnihi, sepuh atau lidla’fi malihi, anak muda tidak punya biaya) KH. Ma’ruf Asnawi pernah mbadali bai’at. Khalifah yang disandang itu atas perintah Mursyid. Karena Habib Luthfi kasihan dengan orang Kudus yang datang ke Pekalongan, tapi tidak ketemu Habib, maka bisa dibai’at KH. Ma’ruf Asnawi. “Kanggo sing sepuh mbah atau yang gak punya biaya” kata Habib.

Orang Kudus yang pertama bai’at tarekat ke Pekalongan adalah H. Chambali Balaitengahan. Sedangkan “Mbah Ji”-panggilan akrab KH. Ma’ruf Asnawi-baru bai’at tahun 1975. Mulanya ia menjadi murid biasa puasanya 3 hari; kamis, jum’at dan sabtu. Ahadnya dibai’at Syadzaliyah. Kepergiannya ke pekalongan naik bis ditemani putranya Mahfudh Nur. Murid tarekat dari Kudus angkatan “Mbah Ji” kira-kira ada belasan orang, yaitu:
  1. H. Raden Hambali
  2. Hasyim Tepasan
  3. H. Tahar Prambatan
  4. H. Hanafi Balaitengahan Langgardalem
  5. As’ad Demaan
  6. H. Khoiron Damaran
  7. H. Muhklas Damaran
  8. H. Mahfudl Ma’ruf (1980)
  9. Letnan Daeng Demaan (ABRI)
  10. Letnan Sutoyo Demangan
  11. Pak Dul (Burikan nikah dapat Solo)
Kemudian pada periode kedua disusul angkatan KH. Thoriq yang sekarang menjadi badal kira-kira tahun 1987/1988. tarekat ini berkembang dan menjadi luas berawal dari guru-guru Madrasah Qudsiyyah. Dimana semua guru dan karyawan Qudsiyyah 90% menjadi pengikut tarekat ini. Sampai sekarang murid tarekat ino sekitar 10.000 yang terdiri dari Kudus, Jepara dan Pati. Ini semua atas perjuangan Habib Lutfi. Karena Habib memperjuangkan tarekat di Kudus tidak seperti di daerah lainnya. Habib memang diakui bisa ngemong masyarakat, ngemong muridnya.

Konon cerita, pada tahun 1985 ketika KH. Ma’ruf Asnawi diangkat khalifah beliau masih takut. “Mboten Bib, kulo kok dadi khalifah, kulo taseh kethoh dung pripun Bib?” Habib jawab: “Ngeten Mbah, kulo ngendiko niki mboten ngendiko piyambak, nanging instruksi saking Njeng RasulNjeng Rasul mangguihi kulo” kata Habib. Dan kemudian ia ditanya Habib: “Piye mbah Ma’ruf?”.

Secara tegas KH. Ma’ruf menyatakan ketidaksediaannya karena menganggap dirinya belum mampu. Namun lagi-lagi dawuh dari mursyid harus dipatuhi. Habib Luthfi juga menyatakan: “Kamu jadi muridku kok takut jadi khalifah, saya takut kalau dimarahi Nabi Muhammad. Nabi shadiqul mashduq  Mbah”. Akhirnya dawuh ini beliau iakan. “Ngoten Bib, ngeh sampun. Nanging sak dongi mboten wadahe, kulo ngih sami’na wa atha’na” ujar Ma’ruf tulus.

Setelah itu Habib memberikan ijazah untuk puasa 1 minggu mulai hari Kamis. Setelah selesai puasa, Mbah Ji kembali sowan ke Pekalongan dengan umbal bis. Setelah sampai sana, Habib mengenakan baju kebesaran tarekat sebagaimana Qadli yakni memakai jubah hitam dan surban hijau. Sebelumnya ia berwudlu dulu dan membaca amalan syahadat, shalwat, istighfar dan dzikir. Prosesi bai’ai dimulai dengan jabat tangan sambil duduk dengkul-dengkulan (antar lutut ketemu dan berhadapan). Kemudian Habib mulai memba’iatnya: “Ajaztuka min tariqatis syadaliyah“. Dengan tegas KH. Ma’ruf menjawab: “Qabiltu“.
Dijelaskan oleh Habib saat itu bahwa posisinya adalah membantu orang yang mau bai’at tarekat ini. “Maksude ngewangi kulo (badalku) karena  guru mursyid syughul-nya banyak” kata Habib.

Kegiatan rutin tarekat ini adalah pengajian rutin pada Jum’at Kliwon. Kegiatan lainnya adalah Haul Syekh Syadzali, dan setiap malam Selasa pengajian kitab Mafakhir, bacaan manaqib syadzaliyah, maulud malam senin sebulan sekali setiap 12 (dan tiap bulan Rabi’ul Awal dilaksanakan 12 hari).

Tarekat ini banyak diminati oleh kalangan muda. Rata-rata pengikutnya adalah guru, pedagang dan masyarakat biasa. Dalam mengirim fatihah juga tidak seperti layaknya tarekat yang lain dengan menyebut semua guru mursyid. Amalan tarekat ini sangat sederhana. Tarekat ini didapatkan Habib Luthfi dari Mbah Sayid Abdul Malik Purwokerto yang jalur sanadnya sampai Sayyidina Ali.

Kalau membaca hadlrah (kirim surat fatihah) pertama adalah ibtigha’a mardlatillah. Kedua kepada Nabi wailihi. Dan ketiga kepada Syekh Syadzali dan sadati al-thariqah wa ushulihi wa masyayikhihi ila Rasulillah. Dan keempat ke mujiz, Habib Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Umar  bin Thaha bin Yahya.

Bacaan wiridnya adalah istighfar 100 kali, shalawat 100 kali, dan kalimat thayyibah 100 kali. Untuk kalimah thoyyibah dianjurkan dibaca dengan dzikir khafi (suara dalam). Bacaan tahlil: La dimulai dari puser naik sampai dada hingga mahdlatul fikri (pusat pemikiran) sehingga lupa dunyawiyah terus ditarik sampai lengan kanan. Illallah masuk ke jantung kiri. Kalau digambar seperti Lam Alif yang terbalik.

Yang perlu ditegaskan dalam tarekat ini adalah murid itu menjadi “warga tarekat”, bukan ahli tarekat. Kalau menyebut ahli nampaknya terlalu ketinggian, dan akan muncul takabbur. Karena dia merasa sudah ahli ngibadah dan mudah digelincirkan. Dalam manaqib disebutkan: Walaqad adlathu bimitsli hadzihil waqi’ati sab’ina min ahlitthariq, qad abahtu lakal muharramat.

Sabtu, 22 Oktober 2022

El-Lathief Grobogan Ikut Meriahkan Acara Qudsiyyah Putri Bersholawat



 

KUDUS-Qudsiyyahputri.com. Pengurus Ikatan Santri Qudsiyyah Putri (ISQi) menggelar acara Qudsiyyah Putri Bersholawat guna memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Yang berlokasi di lapangan Qudsiyyah Putri pada pukul 20.00-23.30 WIB dan dihadiri oleh sejumlah 750 santri Ponpes Qudsiyyah Putri beserta segenap para tamu undangan, Jum’at (21/10/2022).

Penyelenggaraan Qudsiyyah Putri Bersholawat ini diawali dengan iringan sholawat dari grup rebana Al-Mubarok Qudsiyyah Putri. Dilanjutkan dengan serangkaian acara, mulai dari Pembacaan ayat suci Al-Qur’an yang dilantunkan oleh Azza (kelas 1), Pembacaan Sholawat Asnawiyyah dan Qudsiyyah yang dipimpin oleh Ulya dan Nailis (kelas 3), Pembacaan Maulid Nabi dari El-Lathief, Sambutan Ketua ISQi, dan diakhiri dengan Sambutan Pengasuh Ponpes Qudsiyyah Putri sekaligus Mauidhoh Hasanah.

Kemeriahan acara pada waktu pembacaan maulid Nabi Muhammad SAW diisi oleh grup rebana El-Lathief dari kabupaten Grobogan yang diikuti dengan khidmat dan kebahagiaan bagi semua orang yang hadir. Setelah selesainya pembacaan maulid Nabi, vocal Al-Mubarok Qudsiyyah Putri mengadakan collab bersama El-Lathief. “Bulan maulid adalah bulan dimana Rasulullah dilahirkan ke dunia. Maka dari itu, Pondok Pesantren Qudsiyyah Putri mengadakan serangkaian acara. Dimulai dari acara khotmil Qur’an, pemilihan Duta santri dan sebagai puncak acara yakni Qudsiyyah Putri Bersholawat,” ucap Zulfa Kamalia, wakil ketua 1 dalam sambutannya mewakili ketua ISQi.

Bapak M.Isbah Kholili, pengasuh ponpes Qudsiyyah Putri dalam sambutan sekaligus mauidhoh hasanah beliau menjelaskan tentang cinta kepada sang kekasih, Baginda Nabi Agung Muhammad SAW. Orang yang cinta kepada kekasihnya itu harus punya bukti (minimal 3): Harus mengetahui siapa itu kekasih kita, selalu menyebut-nyebut namanya, dan kita akan selalu mengikuti apa yang dia lakukan. “Makhluk terbaik yang diutus oleh Allah SWT. adalah Kanjeng Nabi Muhammad SAW,” jelasnya.

Jumat, 21 Oktober 2022

HABIS GELAP TERBITLAH TERANG

 



Qudsiyyahputri.com-
Kamis, 20 Oktober 2022. Kandidat Duta Santri nomor 3, Khumaeroh Izzatin Nisa’ sukses mendapat tiara Duta Santri yang disematkan oleh Duta Santri sebelumnya, Endang Sulasih. Gadis yang akrab disapa Izzatin itu mengaku bahwa dirinya sedikit tak menyangka akan terpilih menjadi Duta Santri tahun 2022, lantaran merasa penampilannya kalah dari finalis lain, yang terdiri dari kelas 3 hingga 5.

Sebelumnya, Izzatin sendiri telah mengikuti Duta Santri sejak pertama kali diadakan, yakni tahun 2020 saat ia masih duduk di kelas 2 dan selalu lolos ke babak 3. Gadis berusia 14 tahun itu mengaku tak tahu apa-apa dan sangat insecure dengan ke-5 finalis lain saat itu. Bagaimana tidak? iAa adalah finalis termuda dan satu-satunya yang masih duduk di kelas 2.

Berbeda dengan tahun ini yang ke-6 finalisnya kosong dari kehadiran kelas 2. Bisa dibilang, belum ada santri kelas 2 yang lolos ke babak 3 selain dirinya.

“Rasanya ya, nyangka-nyangka ga nyangka, udah yang ketiga kali soalnya. Kata orang-orang sih, sunnah rasul,” tuturnya. (3/11)

Izzatin adalah wujud nyata dari pantang menyerah. Pasalnya, ini adalah kali ketiga gadis itu menginjakkan kakinya di panggung grand final duta santri. Sebelum tampil gadis yang telah duduk di kelas 4 itu berpesan pada seluruh penonton untuk tak berharap banyak padanya, lantaran hal tersebut yang menyakitkan menurutnya.

Gadis kelahiran Kudus, 25 Februari 2008 itu juga memberi semangat pada santri-santri kelas 2 agar dapat kembali menghiasi panggung final Duta Santri tahun depan.

“Jangan mau kalah sama senior-seniornya, fighting!!!” imbuhnya.

Rayakan Hari Santri Qudsiyyah Putri Adakan Pemilihan Duta Santri

 



 Kudus-Qudsiyyahputri.com. Kamis, 20 Oktober 2022. Pondok Pesantren Qudsiyyah Putri adakan babak final Duta Santri 2022 yang bertempat di lapangan pesantren. Event yang diadakan setahun sekali sebagai puncak rangkaian acara Hari Santri Nasional tersebut terdiri dari 3 babak yang berlangsung dari tanggal 18 hingga 20 Oktober 2022.

Babak 1 atau penyisihan menyeleksi 29 peserta terpilih yang berasal dari santri-santri kelas 2 hingga 5, dengan mengujikan 4 aspek, yaitu perkenalan berbahasa asing, Bahasa Inggris, Bahasa Arab, dan pengetahuan umum.

12 peserta yang lolos selanjutnya masuk ke babak semifinal, yang menitikberatkan pada pidato berbahasa Jawa Krama Inggil dan tambahan pengujian Bahasa Inggris, Bahasa Arab, pengetahuan umum, hafalan sesuai jurusan (tahfidz/kitab), dan membaca kitab.

Puncaknya, pada babak 3 atau final terdapat penyampaian visi-misi ke-6 finalis, unjuk bakat, dan tambahan pengujian sebagaimana yang diujikan pada babak sebelumnya.

Event yang melibatkan peserta, 5 orang penguji, beberapa staf, host, dan seluruh santri yang menonton itu berlangsung meriah, dengan kostum yang berbeda disetiap babaknya, yakni gamis untuk babak penyisihan, kreasi sarung dan baju kurung untuk babak semifinal, dan gamis bebas untuk babak final.

Senin, 19 September 2022

QUDSIYYAH PUTRI ADAKAN LATIHAN DASAR JURNALISTIK BERSAMA UIN SURAKARTA


 

Kudus-Qudsiyyahputri.com. Pada tanggal 16-18 september 2022, bertepatan pada hari Jumu’ah-Ahad,  Ponpes Qudsiyyah Putri adakan Latihan Dasar Jurnalistik (LDJ) di Villa MC Pro Kajar, Dawe, Kudus, untuk pembekalan dalam pembuatan majalah neswa edisi 3 dan pengelolaan  website Qudsiyyah Putri yang diisi oleh dosen-dosen dan mahasiswa-mahasiswa berprestasi dari UIN Surakarta.

LDJ kali ini terlihat lebih seru dan lebih mengesankan dari pada tahun-tahun sebelumnya, peserta LDJ kali ini juga cukup  berbeda, yang dimana pada tahun ini semua peserta diambil dari pengurus ISQi yang telah terseleksi dan berjumlah 35 orang.

Pada hari Jumu’ah sore setelah jama’ah ashar, semua peserta LDJ berkumpul di depan kantor untuk persiapan berangkat ke Villa MC Pro. Setelah kurang lebih 30 menit perjalanan menggunakan angkot, akhirnya mereka semua sampai ditempat yang dituju. Pada malam harinya mereka melakukan evaluasi majalah neswa edisi 2, dan pengarahan oleh pengasuh Pondok Pesantren Qudsiyyah Putri tentang konsep majalah neswa edisi 3 dan website Qudsiyyah Putri, setelah selesai mereka semua beristirahat.

Di tengah malam, pemateri-pemateri dari UIN Surakarta telah sampai di Kudus, dan pada pagi harinya semua peserta berkumpul dan berkenalan dengan para pemateri. Setelah perkenalan mereka memasuki materi yang pertama, jumlah materi pada LDJ kali ini ada 9 materi, mereka menyelesaikan 9 materi tersebut selama 2 hari 1 malam. Di tengah-tengah materi mereka juga melakukan ice breaking, agar tidak terlalu sepaneng, mereka juga melakukan beberapa praktik agar saat terjun langsung di masyarakat mereka tidak kaget, dan bisa dievaluasi oleh  kakak-kakak dari UIN Surakarta. Semua kegiatan berjalan dengan lancar, santai, tetapi memahamkan.


Senin, 29 Agustus 2022

“Jejaki Akhir Bulan, Pondok Pesantren Qudsiyyah Putri Adakan Sambangan”

 

Kudus-Qudsiyyahputri.com- Sambangan merupakan salah satu tradisi paling membahagiakan di Pondok Pesantren Qudsiyyah Putri. Agenda rutinan yang dilaksanakan setiap akhir bulan tersebut bertujuan untuk me-restock keperluan santri selama sebulan kedepan. Pada bulan Agustus lalu, sambangan berlangsung dari tanggal 25 - 28 Agustus 2022, bertepatan dengan 27 – 30 Muharram 1444 H.

                Sambangan tersebut sekaligus menjadi pengalaman pertama bagi santri-santri kelas 7, yang mereka sambut dengan penuh antusias dan rasa tak sabar bertemu orangtua masing-masing. Akibatnya, sedikit kericuhan terjadi lantaran para santri kelas 7 tersebut terlalu antusias dan menolak untuk menanti jemputan dengan duduk diam di Mushalla. Santri-santri senior pun dikerahkan guna membantu menertibkan sambangan. Tak lupa segenap staff turun tangan pula mengatur jalannya sambangan agar tetap teratur.

                Untuk durasinya sendiri dibatasi hingga 4 jam untuk bulan ini, yakni dari pukul 15.00-19.00 WIB, dimana santri akan dibawa keluar oleh wali santri untuk kemudian diajak jalan-jalan berkeliling kota Kudus maupun berbelanja kebutuhan hingga batas waktu yang telah ditentukan. Bagi santri yang terlambat kembali ke pondok, maka akan ada ‘takziran’ atau hukuman khusus yang akan diberikan oleh pembina BK Pondok Pesantren Qudsiyyah Putri.

                Kendati demikian, selalu saja ada santri yang terlambat setiap bulannya. Tentu saja, mencari takziran adalah tujuan utama santri-santri tersebut.

        Mondok tanpa takziran tuh, ibarat kaya taman tak berbunga, hehe,” tutur Risydatul Himmah, salah satu santri Pondok Pesantren Qudsiyyah Putri (29/08).

Rabu, 17 Agustus 2022

Pelantikan Pengurus ISQi

 



       Kudus-Qudsiyyahputri.com. Pengurus yang berintegritas adalah pengurus yang totalitas, loyalitas, dan ikhlas dalam menjalankan tugas. Ya, itulah yang disebut dengan pengurus.Tepat pada hari Selasa, 16 Agustus 2022 yang bertepatan dengan malam Kemerdekaan, 73 santri dilantik menjadi anggota pengurus ISQi baru. Pengurus inilah yang nantinya akan membantu Pengasuh mengurus kegiatan yang ada di pondok dalam masa khidmat 2022/2023.

         Acara pertama malam ini disambut dengan penampilan tim rebana Qudsiyyah Putri lalu dilanjut dengan khataman. Setelah itu barulah acara puncak yang ditunggu tunggu yakni pelantikan pengurus ISQi. Pengurus ISQi yang dilantik menaiki panggung satu per satu, setelah itu barulah mereka dibai’at oleh Pengasuh. Diharapkan pengurus baru ini dapat menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab.

          Setelah acara Pelantikan selesai dilanjutkan dengan sambutan-sambutan. Sambutan pertama yang akan disampaikan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Qudsiyyah Putri yakni Bpk. Muhammad Isbah Kholili. Sambutan kedua dari Ketua ISQi lama dan dilanjut dengan sambutan dari Ketua ISQi baru. Acara dilanjut dengan penyerahan hadiah dari pemenang lomba SSC “ Neila Ezri Millah.” By : Andini Putri L

Selasa, 09 Agustus 2022

PEMILAHAN KETUA ISQi

 

                KUDUS-Qudsiyyahputri.com. Senin 10 Muharram 1444 / 8 Agustus 2022 Pondok Pesantren Qudsiyyah Putri mengadakan pemilihan ketua ISQi periode 2022 – 2023, yang bertempat di halaman Ponpes Qudsiyyah Putri.

            Seluruh santri bebas memilih untuk ketua isqi  yang akan datang,  mereka akan menggunakan hak suara mereka untuk memilih siapa yang akan menjadi ketua ISQi untuk periode yang akan datang, seluruh santri berhak memilih diantara 4 kandidat yang terpilih yaitu pertama  ZULFA KAMALIA, Santri asal jepara ini ingin melanjutkanpendidikannnya ke UNIVERSITAS AL- AZHAR Kairo mesir  yang  memiliki program unggulan untuk memajukan pondok pesantren Qudsiyyah Putri  yakni mengadakan pertukaran santri antar pesantren.

           Selanjutnya, Kandidat yang kedua yaitu ISTAFADA MAHDALINA  santri asal kudus yang mempunyai bakat dalam berbahasa dan seni menggambar dan melukis  program unggulan dari kandidat ini  yaitu menjadikan santri unggul dalam bahasa asing seperti bahasa arab dan bahasa inggris

             Kemudian kandidat nomer tiga yaitu NEILA EZRI MILLAH, Santri asal bogor ini mempunyai julukan “QUEEN OF SPEECH” karena keahliannya dalam berbahasa inggris. Kandidat ini mempunyai program unggulan dalam bidang bilingual atau berbahasa asing.

            Yang terakhir kandidat nomer empat yaitu ZUHAIDA FATINATUL LABIBAH, Santri asal kudus ini mempunyai impian ingin menjadi hafidhoh dan guru serta mempunyai bakat dalam bidang pidato dan sastra,  kandidat ini mempunyai program unggulan yaitu manaqib dengan tujuan  supaya santri bisa mengenal lebih dalam tentang perjalanan hidup SYEKH ABDUL QODIR AL JAILANI.

           Para santri memilih calon ketua ISQi dengan cara mencobloskan kertas yang sudah di sediakan oleh panitia serta di fasilitasi bilik suara, setelah seluruh santri memilih, para panitia akan menghitung jumlah suara untuk menentukan siapa yang akan menjadi ketua ISQi periode 2022- 2023.

        Dan yang terpilih adalah ISTAFADA MAHDALINA, dengan ini seluruh santri berharap atas terpilihnya  Fada sebagai ketua ISQi dapat memajukan Pondok Pesantren Qudsiyyah Putri lebih maju untuk kedepannya.   

Senin, 08 Agustus 2022

PONDOK PESANTREN QUDSIYYAH PUTRI ADAKAN KAMPANYE DAN DEBAT KANDIDAT CALON KETUA ISQi

 

                     


       KUDUS-Qudsiyyahputri.com. Ahad 9 Muharram 1444 H / 7 Agustus 2022 TU Pondok Pesantren Qudsiyyah putri adakan kampanye dan debat kandidat calon ketua ISQi periode 2022 -2023 yang bertempat di Lapangan Ponpes Qudsiyyah Putri yang dimeriahkan oleh seluruh santri Ponpes Qudsiyyah Putri.

      Acara tersebut diadakan untuk memperlihatkan kepada para santri, manakah calon ketua yang sudah siap untuk memajukan Ponpes Qudsiyyah Putri dengan visi misinya masing-masing. Dalam acara tersebut terdapat 4 kandidat calon ketua yang telah dipilih langsung oleh pengasuh Ponpes Qudsiyyah Putri . 

   Kandidat pertama adalah Zulfa Kamalia, santri asal Jepara ini  mempunyai impian untuk melanjutkan ke Universitas Al-Azhar Kairo Mesir yang memiliki bakat dalam bidang Bahasa Arab. Kandidat kedua adalah Istafada Mahdalina, santri asal Kudus ini memiliki bakat dalam bidang Bahasa Inggris juga dalam bidang seni menggambar melukis. Kandidat ketiga adalah Neila Ezri Millah, santri asal Bogor ini dijuluki oleh para guru dan santri-santri sebagai “Queen of Speech” . Kandidat yang keempat adalah Zuhaida Fatinatul Labibah, santri asal Kudus ini berbakat dalam bidang berpidato dan berpuisi .

    Tahun ini adalah kedua kalinya Ponpes Qudsiyyah putri adakan kampanye dan debat calon ketua ISQi yang tidak kalah serunya dari tahun lalu. Kampanye tahun ini juga berbeda dari tahun yang lalu, karena para kandidat memakai kostum baju adat kebaya. 

    Pada setiap kandidat memiliki tim sukses yang bertugas untuk mempromosikan dan memeriahkan kampanye tersebut dengan membawakan yel yel. Para tim sukses juga membantu para calon kandidat untuk menyampaikan visi misi dan program kerja unggulan.

Malam Asyuro Telah Tiba Ponpes Qudsiyyah Putri Adakan Do’a Bersama




Kudus-Qudsiyyahputri.com. Sudah tak asing lagi kita mendengarnya, malam asyuro atau
malam 10 Muharram 1444 H adalahmalam yang mengerikan”, ujar salah satu santri Ponpes Qudsiyyah Putri. Malam asyuro adalah malam yang sangat penuh keberkahan, banyak kejadian yang luar biasa jatuh pada hari asyuro, diantaranya adalah : selamatnya nabi yunus dari perut ikan paus, sembuhnya Nabi Ya’qub dari kebutaan , diterimanya taubat Nabi Adam dan Nabi Dawud. Serta sangat dianjurkan untuk berpuasa di hari asyuro ini.

Serentak seluruh santri Ponpes Qudsiyyah Putri adakan do’a bersama pada malam 10 Muharram 1444 H lebih tepatnya pada Ahad malam Senin 7 Agustus 2022 di mushola Ponpes Qudsiyyah Putri. Pada awal acara dibuka dengan penjelasan tentang keutamaan dan kesunahan yang ada di malam asyuro ini. Disusul dengan acara yang kedua yakni puncak dari kegiatan ini “mari kita membaca subhanallah wani’mal wakil ni’mal maula wani’man nasir”, dawuh ustadz Muhammad Isbah Kholili.

Kegiatan ini diakhiri dengan pembacaan do’a malam asyuro yang dipimpin langsung oleh pengasuh Pondok pesantren Qudsiyyah Putri dan di ikuti semua santri.

 


Selasa, 02 Agustus 2022

KH. Muhammad Sya'roni Ahmadi


Qudsiyyahputri.com. K.H. Sya’roni Ahmadi Al-Hafidz merupakan ulama yang alim dalam bidang tafsir. Beliau juga dikenal oleh masyarakat sebagai ulama yang sangat karismatik dan disegani masyarakat. Karena kedalaman dan luasnya ilmu, banyak kiai Kudus yang belajar atau mengaji dengan beliau. 
Berkat keistikamahan, keikhlasan dan perjuangannya dalam mengajarkan ilmu agama banyak pula murid-murid beliau yang menjadi orang alim dan orang berpengaruh di daerahnya masing-masing. Beliau merupakan figur yang sederhana, ramah, dan tawadlu' terhadap siapa pun.

Dalam berdakwah beliau K.H. Sya’roni Ahmadi Al-Hafidz mempunyai peran yang signifikan dalam berdakwah menyebarluaskan agama Islam di Kudus. Pengajian majelis Tafsir Kitab Tafsir Jalalain rutinan, yaitu setiap Jumat bakda subuh di masjid Menara Kudus banyak dihadiri muhibin dan masyarakat dari berbagai kalangan; bukan hanya masyarakat Kudus namun juga berasal Jepara, Pati, Demak, dan sekitarnya.

Terbukti demi mengaji dan mendapatkan ilmu dari K.H. Sya’roni Ahmadi, banyak masyarakat dari dalam dan luar kota yang berombongan menggunakan mobil, bis dan sebaginya. Meskipun K.H. Sya’roni Ahmadi merupakan Mustasyar PBNU banyak masyarakat dari selain NU juga ikut mengaji dengan beliau.

Seringnya, dalam majelis pengajian beliau menggunakan bahasa Jawa halus, sederhana dan kadang diselingi humor namun mengenang di hati pendengarnya. Mengenai kelahirannya, beliau K.H. Sya’roni Ahmadi lahir di Kudus pada tanggal 17 Agustus 1931. Lahir dari pasangan Bapak H. Ahmadi dengan Nyai Hj. Masnifah. Beliau merupakan anak ke 7 dari 8 saudara. Ibunya wafat saat K.H. Sya’roni Ahmadi masih kecil, sekira umur 8 tahun, sehingga beliau diasuh oleh ayahnya. Namun  tidak berlangsung lama, sang ayah menyusul ibunya wafat saat beliau umur 13 tahun.

Selain itu K.H. Sya’roni Ahmadi menjadi anak yatim piatu. Bersama Sang Abah saat kecil beliau sering diajak sowan kepada kiai sekitar Kudus dari Jekulo sampai daerah Mayong Jepara untuk menimba ilmu dan tabarukan. Sejak kecil beliau juga sudah terlihat sangat menggandrungi ngaji. Begitu juga kecerdasan dan ghirah (semangat) beliau dalam menekuni berbagai fan ilmu terlihat semenjak masih kecil. Terbukti bahwa di usia 11 tahun beliau sudah hafal Alfiyah Ibnu Malik yang berjumlah 1002 nazam dan bahkan sudah hafal Al-Qur’an dalam usia 14 tahun.

Di antara guru-guru beliau adalah Sayyid Abdillah Dema’an, K.H. R. Asnawi Kudus, K.H. Turachan Adjuhr,  K.H. Arwani Amin Al-hafidz, K.H. Turmudzi dan lain-lain. 

Untuk menyambung silaturahim dan menyempurnakan bagian dari agama, K.H. Sya’roni Ahmadi menikah dengan beliau Bu Nyai Afifah (wafat 10 Syawal 1442 H/22 Mei 2021). Dari pernikahannya K.H. Sya’roni Ahmadi dan Bu Nyai Afifah dikaruniai 8 anak. Enam anak perempuan yaitu Zuhairoh, Zulaifa, Zuhaidah, Zuhailah, Zufariyah Noor, dan Manunal Ahna dan 2 anak laki-laki; Muhammad Yusrul Hana dan Muhammad Yusrul Falah. 

Karya-Karya Peninggalan K.H. Sya’roni Ahmadi 

Selain berdakwah beliau melanggengkan tradisi ulama melalui tulisan. Banyak karya-karya buah pena yang dihasilkan K.H. Sya’roni Ahmadi Al-Hafidz dalam berbagai fan ilmu yang sampai saat ini dipelajari dan dikaji di pondok pesantren, madrasah dan lain sebagainya. Di bawah ini karya dari beliau:

1.    Kitab Faraid al-Saniyyah

Kitab ini dita’lif oleh beliau selama kurang lebih dua tahun. Yang di dalamnya memuat doktrin atau dalil-dalil amalan-amalan Ahlussunah Wal Jama’ah yang meliputi ahlussunah itu sendiri dalam hadis nabi, talkin mayit, syahadah lil mayit, ziarah kubur, tawasul, dan lain sebagainya.

2.    Kitab Faidl al-Asani

Dalam samudra ilmunya khususnya dalam bidang Qur’an dan tafsir beliau juga mengarang kitab yang membahas qira’ah sab’ah yang diberi nama Faidl Al-Sani yang terdiri dari 3 juz.

3.    Kitab Al Tashrih al-Yasiir Fi al-Ilmi al-Tafsir

Kitab ini merupakan ta’lif beliau yang membahas tentang tafsir yang mempunyai tebal 79 halaman yang selesai disusun pada 1408 H. Membahas mulai segi pembacaan, lafal-lafal, sanad, makna-makna yang berkaitan dengan hukum dan sebagainya. Dalam susunannya kitab ini tersusun bab demi bab yang berisi bait-bait syair yang kemudian diberikan penjelasan di bawahnya.

4.    Kitab Tarjamah al-Sulam al-Munawaraq 

Kitab ini merupakan kitab dari fan ilmu mantiq. Yang membahas mengenai logika dan fikiran manusia dan hal-hal yang berkaitan dengannya.

5.    Kitab Tarjamah Tashil Al-Turuqat 

Kitab ini merupakan terjemah dari nazam waraqat dalam fan ilmu Ushul Fiqh dengan tebal 53 halaman yang telah selesai disusun pada Rabu kliwon 20 Safar 1405 H/14 November 1984 M. Di dalamnya dilengkapi dengan nazam-nadam waraqat beserta makna pesantren serta beliau juga melengkapi penjelasan penjelasan dari setiap nazamnya.

6.    Kitab Qiraah Al Ashriyyah

Sebagaimana yang telah dituturkan oleh beliau, kitab ini disusun untuk memudahkan para santri atau murid dalam belajar kitab kuning. Dan kitab ini juga tersusun menjadi 3 Juz.

Kabar wafat K.H. Sya’roni Ahmadi Al-Hafidz Kudus 

Duka mendalam bagi masyarakat Kudus, muhibin dan para santri-santrinya K.H. Sya’roni Ahmadi wafat pada Selasa 27 April 2021 M bertepatan 15 Ramadan 1442 H. Ribuan pelayat memadati dalem beliau guna ngalap berkah, mendoakan, serta mengikuti prosesi pemakaman beliau. K.H. Sya’roni Ahmadi Al-Hafidz Kudus dimakamkan sekira pukul 16:00 di kompleks dalem beliau sendiri tepatnya di sebelah barat aula belakang dalem beliau yang terletak di Dukuh Pagongan Desa Kajeksan, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus Jawa Tengah. Semoga kita semua diberikan taufik-Nya untuk meneladani sifat dan akhlak beliau. Amiin. 

Sumber : LP Ma'arif NU Jateng

Selasa, 26 Juli 2022

Perdana!! MATSAMA MA Qudsiyyah Putri Terselenggara Secara Tatap Muka


Kudus-Qudsiyyahputri.com. MA Qudsiyyah Putri mengadakan Masa Taaruf Santri Madrasah (MATSAMA) perdana secara offline yang berlangsung selama 3 hari. Kegiatan tersebut dimulai pada tanggal 18 juli – 20 juli 2022.

Pada tahun ini terdapat 10 materi yang disampaikan diantaranya kepramukaan, penggalian minat bakat santri, program belajar siswa, kedisiplinan, usaha kesehatan sekolah (UKS), wawasan wiyata mandala, penyalahgunaan narkoba, ke-PPQP-an, dan PBB.

Salah satu materi PBB yang dilaksanakan mendatangkan langsung Polres Kudus sebagai fasilitator.

“Tujuan melatih PBB kepada santri itu untuk mencetak kedisiplinan serta tanggung jawab dari masing masing santri,” salah satu Briptu Polres Kudus.

Salah satu fasilitator dari Briptu Polres Kudus juga menyampaikan bahwa santri Qudsiyyah terlihat menikmati materi yang disampaikan.

“Santri santri Qudsiyyah Putri mudah untuk menangkap materi dan juga mereka enjoy dengan materi yang disampaikan, good job buat Qudsiyyah Putri,” ujarnya.

Selain berbagai materi yang disampaikan selama MATSAMA terdapat agenda unjuk bakat yang ditampilkan oleh beberapa kelompok peserta. Salah satu kelompok yakni kelompok Fatmawati berhasil mendapat sebutan ‘Kelompok Teraktif ’ yang menampilkan puisi dengan iringan lagu.

Hal tersebut membuat Pembina MATSAMA tahun ini menyampaikan harapan pada santri baru MA Qudsiyyah Putri.

“Harapan saya setelah terlaksananya MATSAMA kali ini dapat melatih santri lebih disiplin dan giat belajar,” tutur Ibu Rumi Kutsiyah kepada Redaksi.

 

Reporter : Arina dan Natas (Tim Jurnalistik)

  

MATSAMA MTS Qudsiyyah Putri Sebagai Pembuka Awal Tahun Pembelajaran Baru




Kudus-Qudsiyyahputri.com. Awal Tahun pembelajaran baru  MTs Qudsiyyah putri mengadakan kegiatan Masa Ta'aruf Siswa Madrasah (MATSAMA). Kegiatan yang bertempat di Musholla Qudsiyyah Putri ini berlangsung selama tiga hari mulai 19- 21 juli 2022.

Wakil Kepala Kesiswaan, Ibu Istiqomah menuturkan bahwa MATSAMA dilaksanakan guna mengenalkan lingkungan madrasah kepada santri baru.

“Matsama yang diikuti oleh 237 santri baru ini, diadakan untuk mengenalkan lingkungan madrasah kepada santri-santri baru. Supaya santri-santri baru tahu, siapa saja guru yang mengampu disini, mata pelajaran apa saja yang diajarkan, juga apa saja tata tertib yang berlaku di MTs Qudsiyyah Putri,” ujar Bu Isti sapaan akrab beliau.

Diantara materi yang disampaikan selama MATSAMA yaitu Wawasan Wiyata Mandala sekaligus pengenalan Bapak Ibu Guru oleh Kepala Sekolah Bapak Nuruddin, ke-PPQP-an oleh Bapak Isbah Kholili, Tata Tertib Madrasah, Anti Bullying, dan Minat Bakat Santri oleh Ibu Evariska Asriani, Wawasan Kebangsaan oleh Polsek Kudus, Etika Media Sosial oleh Ibu Lailatus Sa’diyah, Aswaja dan Ke-NUan oleh Bapak Sholikhul Hadi, Tata Krama dan Kedisiplinan oleh Bapak Miftakhurrahman.

Salah satu materi yakni Anti Bullying yang disampaikan oleh Ibu Eva dilakukan karena tidak jauh dari santri. Harapannya kepada santri-santri baru agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, juga sebagai dasar mereka dalam belajar di sekolah.

"Niat mencari ilmu dengan sepenuh hati, belajar dengan sungguh-sungguh, jangan putus ditengah jalan,” pesan bu Eva.

Kemudian, pungkasan kegiatan MATSAMA diisi dengan penampilan minat bakat santri-santri baru yang kemudian diambil tiga besar untuk diberi penghargaan.

Amelia Nur Haliza salah satu peserta MATSAMA 2022 merasa senang mengikuti kegiatan matsama.

"Seru tapi capek, semoga matsama tahun depan lebih baik lagi," kesan Amel. 

Dalam kegiatan MATSAMA kali ini terdapat orang-orang yang berperan penting di dalamnya seperti Ibu Istiqomah sebagai ketua, Ibu Chusnus Sholikhan, Ibu Lailatus Sa’diyah, Bapak Rozak dan dan Bapak Khotibul Umam.

 

Reporter : Udkhulul dan Aulia ( Tim Jurnalistik)


Rabu, 20 Juli 2022

SILAHTURRAHIM PENGURUS YAYASAN BERSAMA WALI SANTRI

 



     Kudus-Qudsiyyahputri.com. Pada hari Selasa tanggal 19 Juli 2022 Yayasan Qudsiyyah putri melakukan sillahturrahim bersama seluruh wali santri dari berbagai daerah. Ada yang berasal dari  Sumatra, Kalimantan, Papua, Riau, Bali, dan seluruh pulau Jawa.

        Pada acara ini diikuti oleh seluruh wali santri dan pengurus yayasan. Acara pertama di awali dengan pembacaan Al – Fatihah yang di pimpin oleh Ibu Istiqomah S.Pd, Acara yang kedua adalah pembacaan sholawat Asnawiyyah dan Qudsiyyah yang di pimpim oleh Bapak Sholihul Hadi dan diikuti oleh seluruh tamu undangan, Acara yang ketiga yaitu sambutan perwakilan dari wali santri yang disampaikan oleh Bapak Muhammad Najib, Bapak Lukhar, dan Bapak KH. Abdul Jalil.

Semua wali santi menyerahkan putrinya kepada Yayasan Qudsiyyah putri untuk belajar  di Qudssiyyah putri. Wali santri telah memberikan kepercayaan kepada yayasan.

          Setelah sambutan dari wali santri kini sambutan dari kepala  yayasan yang di sampaikan oleh bapak KH. EM Najib Hassan. Setelah sambutan dari kepala  yayasan dilanjutkan sambutan dari kepala madrasah tsanawiyah Qudsiyyah yang disampaikan oleh Bapak Nuruddin M.Pd.I, dan dilanjut sambutan dari pengasuh Pondok Pesantren Qudsiyyah putri yang disampaikan oleh bapak M.Isbah Kholili M.Pd.   setelah seluruh rangkaian acara  selesai ditutup dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh bapak Miftahurrahman M.Pd.

         Ponpes Qudsiyyah merupakan ponpes yang masih cukup baru karena  acara ini dilakukan ketika balik pondok atau balpon , santri Qudsiyyah saat ini berjumlah 750 orang. Pada tahun ini adalah tahun keenam berdirinya Qudsiyyah putri. Setelah acara ini wali santri diperkenankan pulang dan meninggalkan anaknya untuk belajar di Ponpes Qudsiyyah Putri.

Minggu, 17 Juli 2022

MOSBA Santri Ponpes Qudsiyyah Putri Tahun Ajaran 2022-2023



    Kudus-Qudsiyyahputri.com. Tanggal 17 juli 2022, Ponpes Qudsiyyah putri adakan MOSBA (Masa orientasi santri baru. Mosba merupakan kegiatan rutinan di Qudsiyyah putri yang dilaksanakan setelah liburan akhir semester (dikhususkan untuk santri baru. Kegiatan ini bertujuan agar santri baru mengetahui lebih dalam tentang seluk beluk Ponpes Qudsiyyah putri.

    Kegiatan mosba diisi dengan beberapa materi yang setiap materinya akan diselingi dengan ice breaking. Kegiatan ini bertempat di mushola, diikuti oleh santri baru Ponpes Qudsiyyah putri  dan dibuka langsung oleh moderator. Dalam pembukaannya ia membahas sekilas tentang kegiatan mosba “dalam kegiatan mosba ini kalian akan di kenalkan lebih dalam tentang pondok pesantren Qudsiyyah putri seperti sejarah berdirinya Ponpes Qudsiyyah, jadwal kegiatan setiap hari, peraturan dan larangan, uang saku, tata cara laundry dan lain –lain” Ucapnya. Kemudian dilanjutkan materi pertama yakni sejarah Ponpes Qudsiyyah putri yang di sampaikan oleh Bpk. M. Isbah kholili. Kegiatan ini berakhir setelah  ta’aruf guru dan karyawan ponpes Qudsiyyah putri.

Jumat, 17 Juni 2022

MALAM AKULTURASI SENI



                

Kudus-Qudsiyyahputri.com. Qipees fest, acara penyaluran bakat santri yang diadakan secara berkala setiap tahunnya. Tahun ini kembali diadakan pada 16 Juni 2022 yang bertempat di halaman Pondok Pesantren Qudsiyyah Putri.

Acara ini diisi oleh para santri Qudsiyyah Putri dengan berbagai bakat yang spektakuler, juga penampilan sholawat oleh ibu nyai Nailin Nafisah dengan putra sulungnya mas Yahya yang sangat luar biasa dan ditonton oleh seluruh warga Qudsiyyah Putri.

“kalau nanti kita bilang Qipees fest Qudsiyyah Putri kalian jawab I can’t but we can” ucap kak Hanun dan kak Rona sebagai host. Setiap angkatan akan menampilkan 2 pertunjukan seperti: pantomim dan drama dari kelas 5 yang sangat kreatif,tari daerah dan sing off dari kelas 4 yang keren, puisi dan drama musical dari kelas 3, sholawat dan puisi berantai dari kelas 2, paduan suara dan tari saman dari kelas 1 yang sangat memukau para santri akan kekompakannya

Rabu, 15 Juni 2022

Haflah Akhirussanah Mts Qudsiyyah Putri; Santri Agar Tetap Menyambung Silaturahim



Kepala MTs Qudsiyyah Putri, Ustadz Muhammad Nuruddin M.Pd.I dalam sambutannya beliau menyampaikan selamat dan berpesan untuk selalu menyambung tali silatuahim kepada guru-guru bagi santri kelas IX yang lulus tahun ini.

“Selamat menempuh ke jenjang berikutnya. Tuntutlah ilmu sampai ke liang lahat, jangan lupa guru-guru dan tetap menyambung tali silaturahim kepada guru-guru,” pesan Ustadz Rudi dalam penggalan sambutan.

MTs Qudsiyyah Putri mengadakan Haflah Akhirussanah –perpisahan bagi kelas IX bertempat di lapangan madrasah pada Rabu 15 Juni 2022.

Menurut Ustadz Muhammad Toriq selaku ketua panitia Akhirussanah merupakan penutup tahun ajaran madrasah sekaligus pelepasan dengan menampilkan dan menunjukkan hasil belajar atau ketercapaian yang sudah direncanakan MTs Qudsiyyah Putri.

“Akhirussanah adalah penutup tahun ajaran sebuah lembaga yang menampilkan dan menunjukkan hasil belajar. Selain itu ada pelepasan dan pemberian kenang-kenangan bagi santri yang melanjutkan ke sekolah lain-lain,” ujar Ustadz Toriq.

Lebih lanjut Ustadz Toriq mengatakan bahwa perpisahan tersebut memuat berbagai program diantaranya tahfidz dan kitab dan juga beberapa bakat, minat, dan juga mauidzoh pembekalan oleh K.H. Noor Halim Maruf.

Azalia Rizki dan Khoirin Nada selaku perwakilan dari kelas VII juga menyampaikan harapannya agar kakak kelas IX menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

“Untuk kakak kelas IX yang lulus tahun ini semoga menjadi pribadi yang lebih baik, dapat dicontoh kami selaku adik kelas. Semoga sukses kedepannya,” ujar kelas VII F yang hadir mewakili kelas pada acara haflah.

Sementara, perwakilan kelas IX Pranada Miladiena Mujiono menyampaikan pesan yang sama kepada teman-temannya.

“Teman-teman yang meneruskan di luar atau tetap di Qudsiyyah Putri jangan lupa menjaga silaturahmi antar teman maupun guru, semoga menjadi santri yang berkualitas dan Qudsiyyah Putri makin sukses,” kata santri yang sering dipanggil Mila.

Adapun rangkaian acara Akhirussanah diantaranya pra acara oleh Rebana MTs QP, kirab dan pedang pora, pembukaan, pembacaan Ayat-ayat suci Al-Quran, pembacaan Shalawat Asnawiyah dan Qudsiyyah, sambutan-sambutan, pembekalan santri oleh K.H. Nur Halim Maruf, penampilan-penampilan bakat santri, pemberian penghargaan untuk santri lulusan terbaik, kemudian diakhiri dengan doa.

Reporter : Tim Jurnalistik Qudsiyyah Putri

Kamis, 05 Mei 2022

KH. M. Ma'ruf Irsyad Sang Murobbi Ruh Sejati




Qudsiyyahputri.com. KH. M MA’RUF IRSYAD. lahir pada hari ahad pon, 27 muharrom 1358 H. Yang bertepatan dengan 19 maret 1939 M. Di langgardalem, Kota, Kudus. Dari pasangan KH. Irsyad dan Hj. Munijah. Kyai Ma’ruf merupakan anak ke -9 dari sepuluh bersaudara. Namun yang hidup dari sepuluh bersaudara tersebut sampai dewasa hanya 5 yaitu: ibu Hj. Ruqoyyah, H. Mas’ud , KH. Selamet Solichul Hadi, Hj. Zubaedah, dan KH. M. Ma’ruf Irsyad. Ayah beliau berasal dari Balung Kendal, Balerejo, Dempet, Demak dan merupakan seorang sufi yang saleh dan handal mengaktualisasikan kitab-kitab salaf.

Menurut statement sosiolog, ’’garis keturunanbagi seorang kyai dipandang sebagai suatu faktor yang menyebabkan seorang menjadi kyai besar’’. Disamping pengetahuan dan ilmu agamanya yang luas .

Mungkin ini juga yang menjadi salah satu faktor KH. Ma’ruf irsyad akhirnya menjadi kyai besar. Garis keturunan belia jika ditarik ke atas adalah Ma’ruf bin Irsyad bin Kertonadi bin Ahmad Yasir bin Syariban bin syeh Dzakirin kemudian nasab beliau berlanjut sampai pada pangeran kadilangu Demak.

Bahkan sejumlah kalangan mempercayai bahwa kyai ma’ruf irsyad termasuk keturunan Raden syahid Sunan Kalijaga Demak yang merupakan salah satu Walisongo.

Adapun ibunda kyai ma’ruf adalah putri dari mbah sumo masijan seorang tukang jagal kerbau yang tersohor sebagai ahli bidang ilmu supranatural yang berdomisilih di kota kudus, yang konon berasal dari kadilangu demak.

Masa kecil

Sejak kecil beliau sudah merasakan pahitnya kehidupan. Menginjak umur 3 tahun beliau sudah menjadi yatim, ayah beliau KH.irsyad menghaap illahi robbi tepatnya pada tahun 1942 M. Dimasa penjajahan jepang.

Otomatis ibunda beliau Hj. Munijah mempunyai peran ganda, selai sebagai ibu rumah tanggga, beliau juga harus menompang perekonomian keluarga. Sudah barang tentu sebagai anak-anak yang birrul walidain putra-putri mbah mun (sapaan akrab Hj. Munijah) saling bahu membahu membantu ibundanya. Walaupun masih kecil kyai Ma’ruf tidak mau ketinggalan.

Usaha mbah mun adalah membuat kue atau jajanan, sementara ma’ruf kecil bertugas menyetorkan ke warung warung. Pagi-pagi sekali beliau mengantarkan kue atau jajanan tersebut, namun beliau sering terlambat ke sekolah, dan harus rela mendapat hukuman . karena sering terlambat akhirnya guru-guru beliau mengetahui kondisi beliau kemudian memakluminya.

Sore harinya setelah pulang sekolah ma’ruf kecil kembali ke warung-warung tadi untuk mengambil uang dari hasil penjualan jajanan. Terkadang disaat menunggu ma’ruf kecil diperintah oleh sang pemilik warung untuk mencuci piring tanpa upah. Sebagai anak yang masih polos beliau menjalaninya dengan penuh keikhlasan karena semua ini pasti ada hikmahnya.

Tidak hanya itu sejak masih kecil beliau sudah terampil merajut kain untuk dibuat toplek (kopiyah), karena tidak mempunyai modal beliau menjadi buruh kepada juragan kopiyah. Dari hasil jeri payah membuat toplek tersebut beliau gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Pencarian ilmu

Kesungguhan dan semangat belajar beliau memang sudah tampak menonjol sejak masih kecil, walau rintangan membentang tak jadi masalah bagi beliau.

Awal pendidikan beliau dimulai di pesantren kediaman beliau sendiri. Ma’ruf kecil bersama dengan kakaknya yang bernama solichul hadi, belajar pula mengaji pada kakak iparnya KH.rif’an yang pada saat itu pengasuh pesantren raudlatul mutta’allimin setelah peninggalan mbah irsyad.

Walau kecerdasan ma’ruf kecil tidak dalam kategori istimewa namun beliau mempunyai himmah yang kuat untuk belajar ilmu-ilmu agama, dan sangat tekun mengisi waktunya dengan menuntut ilmu-ilmu agama. Beliau benar-benar memanfaatkan waktunya dengan mendatangi majlis-majlis para tokoh ulama kota kudus yang menjadi rujukan umat di zamannya. Diantaranya guru-guru beliau adalah KH. Ma’ruf Asnawi, KH. Turaikhan Adjuhri, KH. Arwani Amin, KH. Hambali, KH. Ma’mun Siroj, KH. Sirojuddin, dan KH. Sya’roni Ahmadi.

Disamping mengaji diberbagai majlis ta’lim kepada kyai, ma’ruf kecil juga pernah mengenyam pendidikan formal. Beliau pertama kali belajar di SD demangan kudus, namun beliau hanya sampai kelas 5 saja. Dikarenakan ingin mendalami ilmu-ilmu agama beliau pindah ke MI TBS kudus yang pada saat itu masih di ampu oleh guru-guru favorit beliau. Hingga dilanjutkan ke jenjang tsanawiyyah. Sorenya beliau belajar di madrasah mu’awanatul muslimin yang konon merupakan madrasah tertua di kudus.

Hebatnya, meski masih kecil, setiap beliau mendaftar sekolah ma’ruf kecil selalu datang sendiri tanpa diantar seorang wali sebab beliau tidak mau menyusahkan orang lain. Itu karena sosok mandiri beliau yang sudah tertanam sejak masih kecil dan atas dasar keinginan yang kuat untuk menunaikan kewajiban menuntut ilmu.

Pernikahan

Pada saat itu putri dari KH. Ma’ruf Asnawi yaitu nyai Salamah adalah kembang desa yang menjadi buah bibir karena kecantikannya. Selain berparas cantik dan putri dari seorang kyai tentu kesolehannya sudah tidak diragukan lagi, mungkin itu penyebab para pelamar dari orang-orang kaya hingga para pejabat berlomba-lomba ingin mendapatkannya.

Akan tetapi mbah ji (sapaan akrab KH. Ma’ruf Asnawi) seorang kyai alim yang terkenal dengan kezuhudannya. Hanya saja beliau menginginkan seorang menantu yang berkompeten dalam bidang ilmu agama.

Seakan seperti sayembara, setiap ada pelamar mbah ji menyodorkan kitab kuning untuk dibaca sambil berucap ‘’njenengan sampun saged nopo kok sampun wonten ngelamar putri kulo.’’ Mengetahui persyaratan tersebut banyak para pelamar yang  menyerah satu persatu atau dalam kata lain menyerah sebelum bertanding.

Sikap mbah ji sepertinya memberi isyarat bahwa putrinya hanya akan diberikan kepada murid kesayangan yaitu M. Ma’ruf Irsyad seorang pemuda yang alim dan berkepribadiaan mulia. Akhirnya gayung pun bersambut mbah mun meminang putri mbah ji untuk putra kesayangan.

Pernikahan M. Ma’ruf Irsyad dan ibu Salamah jatuh pada hari selasa pon 11 mei 1965 M. Bertepatan dengan hari kemenangan islam sedunia plus buka luwur sayyid ja’far shadiq sunan kudus 10 muharrom 1385 H. Walaupun pernikahan tersebut dilaksanakan secara sederhana akan tetapi tetap berlangsung dengan sangat khidmat.

Dari pernikahan ini beliau di karuniai 6 anak yaitu: Hj. Uswah Ma’ruf (kauman menara kudus), kami murtadlo (meninggal ketika berumur 1,5 tahun), Hj.Ulfa Ma’ruf (cendono kudus), Hj. Khorin Nida (janggalan kudus), Hj. Sailin Nihlah (bareng kudus), Hj. Dini Fakhriyati (langgar dalem kudus) ketiga diantaranya merupakan hamilatul qur’an.

Masa-masa sulit

Setelah menikah. Beliau bersama istrinya harus berjuang secara mandiri untuk mengarungi samudra kehidupan dalam biduk rumah tangga. Untuk menghidupi diri dan keluarga, beliau mengajarsambil berkhidmah di madrasah qudsiyyah yang keadaannya masih sangat memprihatinkan. Belum semaju seperti sekarang, dengan hanya mengandalkan gaji guru pada masa itu sudah barang tentu perekonmian keluarga masih belum mencukupi. Akhirnya beliau memutuskan untuk mengikuti tes seleksi PGA (PNS guru agama) dengan tujuan meringankan beban madrasah agar tidak perlu menggaji beliau lagi dan mendongkrak perekonomian keluarga. Dan alhamdulillah beliau lulus seleksi dan menjadi guru PNS, walaupun sudah menjadi guru PNS beliau ditugaskan tetap mengajar di qudsiyyah.

Namun beliau menjadi guru PNS tidak belangsung lama, karena setiap pegawai negri harus masuk golkar yang pada saat itu belum ada kata ``partai’’nya. Padahal beliau tidak ingin berkecipung di catur kepolitikan, akhirnya beliau memutuskan untuk keluar dari PNS, banyak sekali yang menyayangkan keputusannya. Tapi bagaimana lagi? Tekat beliau sudah bulat tak bisa tergoyahkan lagi.

Setelah keluar dari PNS perekonomian beliau kembali terpuruk. Sebagai seorang muslim sejati beliau tidak mau hanya berpangku tangan, sebab allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali mereka sendiri yang mengubahnya.

Setelah mondar-mandir kesana kemari akhirnya beliau mendapatkan tawaran dari kakaknya sendiri yaitu; H. Mas’ud untuk ikut bekerja di toko kain ``barokah’’ kyai ma’ruf akhirnya bekerja di toko tersebut, setiap selesai mengajar sampai terbenamnya matahari.

Mengasuh pesantren

Pondok pesantren raudlatul muta’allimin yang didirikan mbah irsyad sebelumnya hanya bangunan yang secara fisik awalnya biasa saja, konon hanya terbuat dari bambu tidak semegah seperti sekarang , namun setelah KH.M. ma’ruf irsyad mulai mengasuh pesantren yang berdiri sebelum kemerdekaan ini, berangsur-angsur berkembang baik segi fisik maupun pendidikan.

Banyak para donator-donatur yang tidak segan menginfakkan hartanya kepada pesantren, bahkan jumlah santripun meningkat setiap tahunnya, hal itu disebabkan keuletan serta keikhlasan beliau. Hingga nama pondok pesantren raudlatul muta’allimin yang juga dikenal pondok jagalan, sekarang lebih masyhur dengan sebutan ``pondok kyai ma’ruf.’’

Setiap santri dianggap seperti anak sendiri tanpa pandang bulu, para santrimembayar iuran itu hanya untuk keperluan santri sendiri. Bahkan dulu tunggakan listrik pondok, kyai ma’ruf sendiri yang membayarnya. Dikisahkan bahwa setiap para santrinya yang memberikan bisyaroh, beliau selalu mengembalikannya dengan bentuk membelikan fasilitas-fasilitas untuk para santri.

Wadhifah

Kegiatan beliau sehari-hari sangatlah sibuk sangat tidak mungkin jika dilakukan oleh orang biasa. Setiap pagi beliau pergi mengajar ke berbagai madrasah diantaranya, madrasah qudsiyyah, TBS kudus, banat kudus, mu’allimat kudus, diniyah kradenan kudus, dan mu’awanatul muslimin kenepan kudus.

Siang hingga sore harinya jika tidak ada undangan beliau gunakan untuk istirahat dan menerima tamu. Rumah beliau terbuka lebar untuk para tamunya, siapapun yang datang kepada beliau akan dilayani dengan ramah. Bahkan tatkala menyajikan suguhan, dan tak jarang beliau sering mengangkat sendiri sajian dari dapur dan menyugukannya kepada para tamunya.

Malamnya, mulai magrib beliau sudah berada di masjid untuk berjamaah bersama para santri dan masyarakat. Dilanjutkan dengan pengajian rutin setiap ba’da magrib. Beliau punya prinsip tidak mau menerima undangan jika bersamaan dengan mengajar para santri.

Sehabis shalat isya’ kyai yang juga ketua dewan syuriah PC NU Kudus ini merupakan seorang muballigh yang handal. Hingga hampir setiap malam beliau harus memnuhi undangan ke berbagai daerah dan pulang hingga larut malam. Sesibuk itu beliau masih sempat bangun malam untuk menunaikan ibadah tahajud dan shalat ssunnah lainnya. Memang di lihat dari dzahirnya kelihatan sangat berat, namun jika sudah didasari dengan rasa cinta semua menjadi ringan melakukannya.

Setiap subuh beliau selalu ke masjid untuk berjamaah bersama para masyarakat sekitar dan para santrinya. Diceritakan,bahwa kyai ma’ruf setiap ba’da shalat subuh bulan sya’ban beliau membagi bagikan uang ataupun sarung kepada para masyarakat yang ikut berjama’ah, supaya masyarakat sekitar bersemangat untuk berjama’ah di masjid.

Keistiqomahan

Kyai yang berthoriqoh naqsabandiyyah kholidiayyah ini merupakan sosok yang istiqomah, itu terbukti setiap beliau mengajar ataupun mengisi majlis ta’lim, beliau tidak pernah absen kecuali udzur syar’i. Bahkan diceritakan bahwa beliau mengajar di majlis ta’lim karang malang selama 20 tahun tidak pernah absen sama sekali.

Problem solving

Setiap kali para santri mendapatkan masalah baik berupa tingkah laku maupun yang lainya kyai ma’ruf selalu memberi jawaban dan solusi. Padahal para santri belum mengutarakannya (disimpan dalam hati). 

Kitab yang diajarkan

Kitab yang beliau ajarkan sangatlah banyak dan beragam, mulai dari kitab-kitab kecil sampai kitab yang besar, kitab-kitab ilmu fiqih hingga tasawuf. Diantara kitab yang beliau ajarkan adalah tafsir jalalain, jami’ shagir, riyadus shalihin, kifayatul atqiya’, majalisu tsaniyyah, irsyadul ibad, hadits buchori muslim, ihya’ ulumuddin, nashaihul ibad, durrotun nasihin, sulam taufiq, dll

Kepergian sang murobbi ruh

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun. Di usia senja beliau masih eksis dalam mengajar dan berdakwah, bahkan kegiatan beliau malah semakin padat , apalagi dibulan rajab (syahrullah), dan bulan sya’ban (syahru rosululilah). Terpampang jelas di kalender yang bisa dibuat mencatat jadwal pengajiannya terlihat banyak coretan menandakan sangking padatnya.

Pada malam rabu tanggal 21 juli 2010 beliau memimpin acara peringatan haul KH.M.Irsyad , ayahhandanya. Acara tersebut sudah rutin diadakan setiap tahunnya dan beliau tidak pernah absen memimpin acara tersebut. Dalam acara tersebut beliau masih terlihat bugar. keeesokan harinya setelah menunaikan sholat dzuhur berjamaah dengan para santri beliau merasakan sakit nyeri sehingga beliau dilarikan ke RSUD kudus dan dimasukkan ruang ICU. hari kamis legi tanggal 22 juli 2010 /10 sya’ban 1431 jam 08.00-09.00 beliau pulang kehadirat allah dengan raut wajah bahagia.

Sumber : Santri Jagalan