Pada
tangal 15–17 November 2025 TU bertepatan dengan 24–26 Jumadil Awwal 1447 H,
Pondok Pesantren Qudsiyyah Putri kembali menyelenggarakan Imtihan sebagai
agenda tahunan yang menjadi bagian penting dalam proses evaluasi pembelajaran
santri. Kegiatan yang berlangsung selama beberapa hari ini diikuti oleh seluruh
santri dari berbagai jenjang pendidikan, baik ula, wustha, maupun ulya.
Imtihan tahun ini meliputi ujian tertulis yang mencakup berbagai disiplin ilmu
keislaman, seperti Nahwu, Fikih, Tauhid, Hadits, Tafsir, Tarikh, Tajwid,
Akhlak, Bahasa Inggris, serta penguasaan kitab kuning sesuai tingkatannya
masing-masing.
Imtihan
bukan sekadar momentum penilaian akademik, tetapi juga media pembentukan
karakter. Ujian ini menjadi sarana melatih kejujuran, kedisiplinan, dan
tanggung jawab santri. Nilai bukan hanya ukuran kecerdasan, tetapi juga
representasi kondusif, kesungguhan dan adab.
Pelaksanaan
imtihan berjalan tertib dan setiap ruang ujian dipantau secara bergiliran demi
menjaga suasana yang kondusif dan memastikan proses evaluasi berjalan objektif.
Para
santri tampak antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan ini. Beberapa dari
mereka mengaku telah mempersiapkan diri sejak jauh hari melalui belajar
kelompok, hingga penguatan materi dengan para musyrif dan musyrifah.
Pondok Pesantren Qudsiyyah Putri
menerima kedatangan tim pemateri pada kegiatan Ngaji Literasi yang
diselenggarakan pada hari Kamis, 13 November 2025 TU/ 24 Jumadil awal 1447 H.
Acara ini menghadirkan narasumber oleh Ustadz Ardi Gunawan, seorang praktisi
dan trainer berpengalaman dalam bidang pengembangan memori dan pembelajaran
cepat. Beliau memaparkan bagaimana metode otak kanan dapat membantu santri
menghafal materi pelajaran, khususnya Al-Qur’an, dengan lebih cepat, efektif,
dan menyenangkan. Kegiatan ini mengangkat tema ‘Pelatihan Menghafal dengan
Metode Otak Kanan’. Dalam seminar tersebut, para santri diajarkan teknik
menghafal melalui 7 metode yang dapat diterapkan oleh semua golongan tanpa
batasan umur. Seluruh rangkaian kegiatan ini dilandasi visi besar untuk ikut
berkontribusi dalam mencerdaskan peradaban bangsa.
Dalam pemaparannya narasumber menekankan bahwa metode otak kanan
menitiberatkan pada imajinasi, kreativitas,asosiasi visual, pola, perasaan, sehingga proses menghafal tidak hanya
bersifat verbal tetapi juga melibatkan pengolahan gambar dan pengalaman
emosional.metode ini cocok untuk santri yang setiap hari berkutat dengan
hafalan panjang.
Acara berlangsung dengan antusias, para santritidak hanya mendengarkan materi, tetapi juga
mempratikkan langsung metode otak kanan melalui sejumlah latihan visual, permainan
memori, dan teknik asosiasi kata. Suasana seminar terasa begitu hidup dan
interaktif.
Dengan berakhirnya kegiatan ini, Pondok Pesantren Qudsiyyah putri
berharap pelatihan tersebut dapat menjadi bekal bagi para santri untuk
meningkatkan kualitas hafalan mereka, sekaligus memperkuat tradisi pesantren
sebagai pusat pembelajaran yang adaptif dan inovatif terhadap perkembangan
metode pendidikan modern.
Kudus, 10 November 2025 – Pondok Pesantren Qudsiyyah Putri berhasil mengadakan
seminar “ ROBOTIC DAN CODING ’’ kegiatan ini bertempat di Lab Komputer
Qudsiyyah Putri, yang diikuti oleh pengurus ISQI kelas 9,10 dan 11. Seminar
ini menghadirkan narasumber dari
kalangan praktisi teknologi dan pendidik digital serta berpengalaman di bidang
robotika,
pemrograman komputer.
seminar kali ini
terdiri dari tiga narasumber yang berasal dari Diginusa ( perusahaan
penyedia layanan kurikulum pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi ),
Seminar ini juga memiliki beberapa susunan acara dari yang pertama yakni pembacaan sholawat
Asnawiyah Qudsiyyah kemudian sambutan dari Pengasuh Ponpes beliau Bapak M.
Ainun najib dan dilanjutkandengan
penyampaian materi oleh narasumber utama yang bernama Bapak Yoni, beliau menyampaikan
materi mengenai coding dari pengertian hingga praktek cara penggunaanya.
Dari seminar ini
kita mendapatkan banyak ilmu mengenai dunia teknologi yang terus berkembang,
Diharapkan dengan diadakannyaseminar
ini dapat menbentuk membentuk generasi muda yang melek teknologi, berakhlak,
dan siap menghadapi tantangan zaman.
Kudus, 24 Oktober 2025
— Pondok Pesantren Qudsiyyah Putri kembali menggali momen penting dalam ajang Pemilihan
Duta Santri Pondok Pesantren Qudsiyyah
Putri Tahun 2025. Acara yang digelar di Joglo Pondok Pesantren Qudsiyyah
Putri pada Jum’at malam tersebut berlangsung dengan khidmat dan meriah,
dihadiri olehpengasuh, dewan asatidzah,
serta ribuan santri dari berbagai tingkatan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian acara Gebyar
Hari Santri Nasional 2025 yang rutin diadakan setiap tahun sebagai wadah
untuk menumbuhkan semangat keilmuan, kedisiplinan, dan keteladanan di kalangan
santri. Tujuan utama dari pemilihan Duta Santri adalah untuk mencari
sosok santri yang mampu menjadi inspirasi para santri dalam berilmu, berakhlak,
dan Meningkatkan Semangat Keagamaan.
Pemilihan Duta Santri Pondok Pesantren Qudsiyyah Putri 2025
diawali dengan proses seleksi yang ketat. Setiap peserta diwajibkan mengikuti
beberapa tahapan, antara lain ujian lisan mengenai Bahasa Arab, Bahasa Inggris,
Pengetahuan Umum, Hafalan, serta penampilan bakat dan minat.
Dari puluhan peserta yang terpilih, hanya 16
finalis terbaik yang berhasil melaju ke babak grand final. Mereka kemudian
tampil di hadapan dewan juri yang terdiri daripengasuh, dan dewan guru. Di babak terakhir, para finalis diminta untuk
menampilkan bakat dan menjawab pertanyaan penalaran yang diberikan oleh dewan
guru mengenai penyampaian gagasan tentang peran santri dalam menjawab tantangan
zaman, terutama di era digital yang serba cepat dan terbuka.
Setelah melalui proses penilaian yang jelas dan
terpecaya, dewan juri akhirnya menetapkan “Nafha Maziyya” sebagai Duta
Santri Pondok Pesantren Qudsiyyah Putri Tahun 2025. Santri asal Purwodadi
tersebut dinilai unggul dalam Bahasa, pemahaman agama, serta kepribadian
yang santun dan berakhlakul karimah.
Melalui ajang ini, Pondok Pesantren Qudsiyyah Putri
menegaskan kembali untuk mencetak generasi santri yang tidak hanya
unggul dalam bidang ilmu agama, tetapi juga memiliki keterampilan sosial dan
kepemimpinan yang mumpuni. Duta Santri diharapkan bisa menjadi individu yang mampu menggabungkan nilai-nilai tradisional pesantren dengan tantangan
modernitas, tanpa meninggalkan identitas keislaman yang kuat.
Kegiatan ini juga menjadi ajang pembelajaran
berharga bagi seluruh santri. Selain melatih kemampuan berpikir kritis dan
berkomunikasi efektif, mereka juga dituntut untuk menanamkan nilai-nilai
disiplin, dan tanggung jawab. Tak heran, ajang pemilihan Duta
Santri selalu menjadi salah satu kegiatan yang paling dinanti setiap tahunnya.
Dengan terpilihnya “Nafha Maziyya” sebagai Duta
Santri Pondok Pesantren Qudsiyyah Putri 2025, diharapkan semangat dan
nilai-nilai kepesantrenan dapat semakin hidup di tengah-tengah masyarakat.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi bentuk apresiasi terhadap santri berprestasi,
tetapi juga sarana nyata untuk melahirkan generasi penerus bangsa yang berakhlak
mulia, berilmu luas, dan berjiwa kepemimpinan.
Kudus
– Suasana malam di Pondok Pesantren Qudsiyyah Putri yang begitu syahdu. Barisan
para santriwati memenuhi halaman pondok
pesantren, siap mengikuti rangkaian acara dalam kegiatan Gebyar Hari Santri
Nasional. Lantunan do’a para santriwati telah menghiasi malam, menciptakan suasana khidmat
yang langsung terasa begitu memasuki area pesantren.
Kegiatan dimulai dengan pembacaan manaqib Syekh Abdul Qodir Al-Jilani. Suara
lantunan doa dan kisah-kisah teladan sang guru suci memenuhi ruangan, memikat
perhatian santri yang duduk tenang sambil menundukkan kepala. Selesai itu,
terdengar merdu sholawat Asyghil dan Nariyyah, yang dibawakan secara
bergantian oleh kelompok santri, menghasilkan irama yang harmonis dan penuh
penghayatan. Suasana religius ini makin terasa ketika para santri mengikuti khataman
Al-Quran, membaca hingga juz terakhir dengan khidmat, menandai komitmen
mereka terhadap penguatan iman dan ilmu agama.
Tidak hanya kegiatan
keagamaan, Hari Santri Nasional di Pondok Pesantren Qudsiyyah Putri juga
dipenuhi kreativitas. Akulturasi seni menjadi sorotan utama, menampilkan
berbagai pertunjukan yang memadukan tradisi dan modernitas. Tari-tarian
tradisional yang anggun berpadu dengan musik modern islami, sementara beberapa
santri menampilkan kreasi puisi dan kaligrafi, membuat acara semakin semarak.
Sorak-sorai penonton dan tepuk tangan membahana setiap kali pertunjukan
selesai, menunjukkan antusiasme dan dukungan terhadap teman-teman mereka.
Puncak perayaan
ditandai dengan pemilihan Duta Santri Pondok Pesantren Qudsiyyah Putri.
Para peserta menunjukkan bakat, kepemimpinan, dan kepribadian mereka, membuat
proses pemilihan terasa meriah sekaligus inspiratif. Santri-santri lain
mengikuti dengan seksama, memberikan semangat dan apresiasi, menciptakan
suasana persaingan sehat yang memupuk rasa percaya diri dan solidaritas.
Sehari penuh rangkaian
kegiatan ini berlangsung tanpa henti, membentuk sebuah perayaan yang tidak
hanya menekankan nilai keagamaan, tetapi juga kreativitas, kepemimpinan, dan
kebersamaan. Setiap lantunan doa, setiap lembar Al-Quran yang dibaca, dan setiap
gerakan tari yang dipertunjukkan menjadi bukti bahwa Hari Santri Nasional di
Pondok Pesantren Qudsiyyah Putri bukan sekadar peringatan, tetapi juga momentum
bagi para santri untuk mengekspresikan diri, menumbuhkan karakter, dan
memperkuat semangat kebersamaan.
Saat matahari mulai
condong ke barat, tawa dan keceriaan santri masih terdengar, menandakan bahwa
pengalaman hari itu meninggalkan kesan mendalam. Perayaan Hari Santri Nasional
di Pondok Pesantren Qudsiyyah Putri pun ditutup dengan rasa syukur, harapan, dan
semangat baru untuk terus belajar, berkreasi, dan menjadi agen perubahan yang
membawa manfaat bagi masyarakat.