Melahirkan Putri Sholihah, Salaf, dan Mandiri

Jumat, 10 Oktober 2025

NISA FIQH JOURNEY

                             TATA KRAMA BERSERAH DIRI KEPADA ALLAH  

        Berserah diri kepada Allah SWT. merupakan salah satu dari moral Al Qur’an. Keutamaan islam dan petunjuk dari Rasulullah SAW. moral ini berdiri di atas pondansi meng-esakan Allah SWT. Ikhlas mentaati-nya dalam segala keadaan tidak menyekutukan-nya dengan selain-nya. Allah SWT. berfirman: 

 “(Tidak demikian) bahkan barang siapa yang menyerahkan diri kepada Allah SWT., sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati” (QS.Al-Baqarah[2]:112)

 Berserah diri kepada Allah SWT. mengandung arti pasrah, tunduk, menyerahkan segala urusan, ikhlas ketika beramal hanya kepada Allah SWT. dalam tafsir Al-Manar menyebutkan arti berserah diri kepada Allah SWT. adalah bertawajuh atau memfokuskan perhatian dan pengabdian sepenuhnya hanya kepada Allah SWT. bukan kepada yang selain-Nya. Allah SWT berfirman:

     “Hanya kepada engkaulah kami menyembah dan hanya kepada engkaulah kami memohon pertolongan” (QS. Al-Fatihah [1]:5)

 Kepasrahan hati bertujuan kepada sesuatu secara benar, disebut pula dengan kepasrahan wajah seorang, sebagaimana disebut pula menghadapkan wajah ke suatu arah tertentu, karena tunduk kepada perintah-Nya semata. Kiblat sebagai simbol kepasrahan hati seorang hanya kepada Allah SWT. bukan kepada selainnya. Allah SWT. berfirman:

 “(tidak demikian) bahkan barang siapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan maka baginya pahala pada sisi tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati” (QS. Al-Baqarah [2]:112)

Fathur Razi mengatakan bahwa arti kata al-wajhu dalam firman Allah SWT. di atas mempunyai tiga arti:pertama, wajah adalah anggota tubuh kita yang paling mulia, karena padanya terdapat sumber indera, pemikiran dan daya khayal. Jika sesuatu yang paling mulia mau tunduk, maka yang lain lebih utama untuk tunduk.Kedua, kata wajah dapat diartikan dengan jiwa 

Allah SWT. berfirman:

    “Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah” (QS.Al-Qashash[28]:88)

     “Tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan tuhannya yang maha tinggi” (QS.Al-lail[92]:20)

   Ketiga, ibadah yang paling besar adalah bersujud, karena bersujud mempunyai arti menundukkan wajah ke tanah Allah SWT.berfirman:

  “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah) (tetaplah atas) fitrah allah (itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya” (QS.Ar-rum[30]:30)

    Maksudnya, luruskan seluruh padanganmu dan perhatianmu kepada agama tauhid dan janganlah berpaling kepada yang lainnya, Allah SWT. berfirman;

“Oleh karena itu, hadapkanlah wajahmu kepada agama yang lurus (islam) sebelum datang dari Allah suatu hari yang tidak dapat ditolak (kedatanganya) pada hari itu mereka terpisah-terpisah” (QS. Ar-rum [30]:43)

         Penafsiran ayat diatas, dalam tafsir Mafatihul Ghaib menjelaskan bahwa berbuat kebajikan demi mengharap imbalan atau pujian merupakan perbuatan syirik. Adapun hanya karena Allah SWT. maka amalannya akan diterima oleh Allah SWT. Allah SWT. berfirman;

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meghilangkan(pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya’ kepada manusia” (QS. Al-Baqarah [2]:264)

   Meluruskan niat hanya kepada Allah SWT. akan membuahkan berbagai hasil. Allah SWT.berfirman:

    “(Tidak demikian) bahkan barang siapa yang menyerahkan diri kepada Allah SWT.sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi tuhanya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak(pula) mereka bersedih hati” (QS. Al-Baqarah [2]:112)

    Dari firman Allah SWT. diatas dapat disimpulakn bahwa seorang yang meluruskan niatnya hanya kepada allah SWT. ketika ia mengerjakan suatu kebajikan, maka ia akan mendapatkan 3 keuntungan, diantaranya:

1.Mendapatkan pahala yang banyak dan kemulyaan di akhirat.

2.Tidak mendapatkan perasaan takut.

3.Tidak mendapatkan perasaan susah.

Dari ketiga keuntungan diatas dapat disimpulkan bahwa semua itu dapat diperoleh dari 2 perkara, yaitu dari keimanan yang murni dan perbuatan yang bagus.

      Adapun orang-orang yang tidak beriman, kelak mereka merasa takut dan susah karena mereka musyrik dan perbuatan mereka tidak mengikuti petunjuk agama yang benar.