Melahirkan Putri Sholihah, Salaf, dan Mandiri

Kamis, 09 Oktober 2025

Sang Guru Bangsa: Legacy of Sincerity



KH. MAIMOEN ZUBAIR

KH. Maimoen Zubair atau yang kerap di sapa Mbah Moen ini lahir dari keluarga ulama’ yang di segani dan penuh ilmu pengetahuan agama. Sejak kecil, beliau telah diasuh dengan ilmu-ilmu agama oleh ayahnya dam memiliki kecerdasan serta daya ingat yang luar biasa. Pada usia remaja, beliau sudah hafal banyak kitab-kitab agama dan memiliki kepiawaian atau keahlian dalam berbagai bidang ilmu syariah.

Sumber: https://id.pinterest.com/pin/ 

 Mbah Moen juga belajar dari berbagai ulama terkemuka di Arab, seperti Sayyid Alawi bin Abbas AlMaliki dan Syekh Abdul Qodir Almandily. Setelah menetap di Makkah Al-Mukarromah, beliau kembali ke Indonesia dan terus mengembangkan ilmunya dengan belajar dari ulama’ – ulama’ besar di Jawa.

            Mbah Moen menikah tiga kali dan memiliki 10 putra yang mumpuni dalam bidang agama. Bersama mereka, Mbah Moen mendirikan Pesantren Al-Anwar yang terkenal, dengan cabang-cabang pesantren lainnya. Pesantren ini menawarkan pendidikan salaf, formal, dan program pendidikan khusus yang diatur seperti S1. Saat ini, terdapat sekitar 10 ribu santri yang berasal dari pesantren ini.

            Setelah wafatnya, para putra Mbah Moen memiliki tanggung jawab untuk mengelola pesantren-pesantren tersebut dan terus mengembangkan warisan ilmu yang ditinggal oleh almarhum. Para santri nya diasuh oleh keluarga Mbah Moen dan diteruskan tradisi belajar agama yang telah diwariskan sejak dulu. Seperti yang beliau katakan “Mbenerake wong pinter kuwi mbutuhake beninge ati, lan jembare dhodho.” yang berarti membenarkan orang pintar yang itu membutuhkan beningnya hati dan lapangnya dada.

            Kisah hidup Mbah Moen ini disiarkan dengan baik oleh orang yang dekat keluarganya, seperti KH. Zainul Umam, yang juga merupakan salah satu santrinya di Pesantren Al-Anwar. Gus Umam mendampingi Mbah Moen selama bertahun-tahun, termasuk saat beliau melakukan perjakanan terakhir ke tanah suci sebelum wafat.

            Kehidupan Mbah Moen adalah contoh yang nyata tentang kesederhanaan, ketegasan, kasih sayang, dan kedermawanan yang selalu seimbang dalam seluruh perjalanan hidup nya. Dari keluarganya, ia mewarisi nilai-nilai agama dan kebijaksanaaan yang menjadi landasan kuat dalam mengembangkan pesantren-pesantren yang kini menjadi tempat berkembangnya ribuan santri yang ingin menuntut ilmu agama secara mendalam.