Kudus – Suasana malam di Pondok Pesantren Qudsiyyah Putri yang begitu syahdu. Barisan para santriwati memenuhi halaman pondok pesantren, siap mengikuti rangkaian acara dalam kegiatan Gebyar Hari Santri Nasional. Lantunan do’a para santriwati telah menghiasi malam, menciptakan suasana khidmat yang langsung terasa begitu memasuki area pesantren.
Kegiatan dimulai dengan pembacaan manaqib Syekh Abdul Qodir Al-Jilani. Suara
lantunan doa dan kisah-kisah teladan sang guru suci memenuhi ruangan, memikat
perhatian santri yang duduk tenang sambil menundukkan kepala. Selesai itu,
terdengar merdu sholawat Asyghil dan Nariyyah, yang dibawakan secara
bergantian oleh kelompok santri, menghasilkan irama yang harmonis dan penuh
penghayatan. Suasana religius ini makin terasa ketika para santri mengikuti khataman
Al-Quran, membaca hingga juz terakhir dengan khidmat, menandai komitmen
mereka terhadap penguatan iman dan ilmu agama.
Tidak hanya kegiatan
keagamaan, Hari Santri Nasional di Pondok Pesantren Qudsiyyah Putri juga
dipenuhi kreativitas. Akulturasi seni menjadi sorotan utama, menampilkan
berbagai pertunjukan yang memadukan tradisi dan modernitas. Tari-tarian
tradisional yang anggun berpadu dengan musik modern islami, sementara beberapa
santri menampilkan kreasi puisi dan kaligrafi, membuat acara semakin semarak.
Sorak-sorai penonton dan tepuk tangan membahana setiap kali pertunjukan
selesai, menunjukkan antusiasme dan dukungan terhadap teman-teman mereka.
Puncak perayaan
ditandai dengan pemilihan Duta Santri Pondok Pesantren Qudsiyyah Putri.
Para peserta menunjukkan bakat, kepemimpinan, dan kepribadian mereka, membuat
proses pemilihan terasa meriah sekaligus inspiratif. Santri-santri lain
mengikuti dengan seksama, memberikan semangat dan apresiasi, menciptakan
suasana persaingan sehat yang memupuk rasa percaya diri dan solidaritas.
Sehari penuh rangkaian
kegiatan ini berlangsung tanpa henti, membentuk sebuah perayaan yang tidak
hanya menekankan nilai keagamaan, tetapi juga kreativitas, kepemimpinan, dan
kebersamaan. Setiap lantunan doa, setiap lembar Al-Quran yang dibaca, dan setiap
gerakan tari yang dipertunjukkan menjadi bukti bahwa Hari Santri Nasional di
Pondok Pesantren Qudsiyyah Putri bukan sekadar peringatan, tetapi juga momentum
bagi para santri untuk mengekspresikan diri, menumbuhkan karakter, dan
memperkuat semangat kebersamaan.
Saat matahari mulai
condong ke barat, tawa dan keceriaan santri masih terdengar, menandakan bahwa
pengalaman hari itu meninggalkan kesan mendalam. Perayaan Hari Santri Nasional
di Pondok Pesantren Qudsiyyah Putri pun ditutup dengan rasa syukur, harapan, dan
semangat baru untuk terus belajar, berkreasi, dan menjadi agen perubahan yang
membawa manfaat bagi masyarakat.





